materi dasar ip addres

Tahukah kamu bagaimana sistem kerja internet tersebut? Personal Computer (PC)/ Laptop dapat terhubung dengan internet melalui seperangkat jaringan di mana masing-masing perangkat tersebut harus memiliki identitas yang unik sehingga dapat dikenali di dalam sistem jaringan. Identitas tersebutlah yang disebut dengan IP Address. Seluruh perangkat yang terhubung dengan jaringan memiliki IP Address yang tidak mungkin sama satu dengan yang lainnya.
Apakah itu IP Address dan bagaimanakah menentukannya hingga dapat berbeda-beda satu dengan yang lainnya? Marilah kita simak penjelasannya dalam artikel berikut.


Pendahuluan

IP adalah protokol di internet / jaringan komputer yang mengurusi masalah pengalamatan dan mengatur pengiriman  paket data sehingga ia sampai ke alamat yang benar. Setiap komputer jaringan atau terkoneksi internet harus memiliki alamat yang unik. Satu alamat hanya boleh dimiliki satu komputer.
IP Adders adalah identitas satu komputer dalam jaring computer / internet, seperti halnya rumah kita memupnyai nomer rumah yang tertempel pada dinding. Penulisan IP Adders terbagi  4 kelompok 8 bit yang dituliskan dalam bilangan biner. Dimana setiap kelompok dalam IP  Adders dipisahkan oleh titik  (red;Dot). Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit adalah 255. Oleh karena itu jumlah IP Adders yang tersedia ialah 255.255.255.255 IP Adders yang sebanyak ini harus dibagi bagikan keseluruh pengguna jaringan komputer / internet di seluruh dunia.

Format IP address

Bentuk biner
IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut.

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan I, misalnya sebagai berikut :

10000100.1011100.1111001.00000001

Kelas IP address dan Artinya

Jika dilihat dari bentuknya, IP address terdiri atas 4 buah bilangan biner 8 bit. Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit ialah 255 (=27+26+25+24+23+22+2+1). Karena IP address terdiri atas 4 buah bilangan 8 bit, maka jumlah Ip addresss yang tersedia ialah  255x255x255x255. IP address sebanyak ini harus dibagi bagikan ke seluruh pengguna jaringan  inmternet di seluruh dunia. Untuk mempermudah prtoses pembagiannya, IP address dikelompokkan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk  memudahkan pendistribusian pendaftaran IP address. Dengan memberikan sebuah ruang nomor jaringan (beberapa blok IP address) kepada ISP (Internet service Provider) di suatu area diasumsikan penanganan komunitas lokal tersebut akan lebih baik, dibandingkan dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP address ke otoritas pusat, yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA).

IP address ini dikelompokkan dalam lima kelas: KelasA, KelasB, KelasC, KelasD, dan kelasE. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang besar. KelasC dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota masing-masing jaringan sedikit. Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal. Kelas D diperuntukkan bagi jaringan musticast, dan kelas E untuk keperluan eksperimental.


Network ID dan host ID

Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal menjadi  network ID dan host ID dari suatu IP address.

Setap IP address selalu merupakan sebuah pasangan dari network-ID (identitas jaringan) dan host-ID (identitas host dalam jaringan tersebut). Network-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer ini berada. Sedangkan host-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Dalam satu jaringan, host-ID ini harus unik(tidak boleh ada yang sama).

Kelas A

Karakteristik:

Format                  : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh

Bit pertama          : 0

Panjang NetID      : 8 bit

Panjang HostID    : 24 bit

Byte Pertama        : 0- 127

Jumlah                 : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)

Range IP               : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx

Jumlah IP             : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A

IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Bit pertama dari IP address kelas A selalu di set 0 (nol) sehingga byte terdepan dari IP address kelas A selalu bernilai antara angka 0 sampai 127.

Pada IP address kelas A, network ID ialah delapan bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 113.46.5.6 ialah:

Network ID = 113 Host ID = 46.5.6

Sehingga IP address di atas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.

Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat menampung sekitar 16 juta host.

Kelas B

Karakteristik:

Format                  : 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh

2 bit pertama        : 10

Panjang NetID      : 16 bit

Panjang HostID    : 16 bit

Byte pertama        : 128- 191

Jumlah                 : 16.384 Kelas B

Range IP               : 128.0.xxx.xxx. sampai 191.155.xxx.xxx

Jumlah IP             : 65.532 IP address pada tiap kelas B


IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Dua bit pertama dari IP address kelas B selalu di set 10 ( satu nol) sehingga byte terdepan dari IP address kelas B selalu bernilai antara 128 hingga 191.

Pada IP address kelas B, network ID ialah enam belas bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address A, misalnya 132.92.121.1 ialah:

Network ID = 132.92  Host ID = 121.1

Sehingga IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92

Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat menampung sekitar 65000 host.

Kelas C

Karakteristik:

Format                  : 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh

3 bit pertama        : 110

Panjang NetID      : 24 bit

Panjang HostID    : 8 bit

Byte pertama        : 192-223

Kelas                    : 2.097.152 Kelas C

Ruang IP              : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx

Jumlah IP             : 254 IP address pada tiap Kelas C



IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (misalnya LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. Bersama 21 bit berikutnya, angka ini membentuk network ID 24 bit. Host-ID ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network  memiliki 256 IP address.

Kelas D

Karakteristik:

Format                  : 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm

4 bit pertama        : 1110

Bit multicast         : 28 bit

Byte insial            : 224-247

Deskripsi              : kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)

IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.

Kelas E

Karakteristik:

Format                  : 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr

4 bit pertama        : 1111

Bit cadangan        : 28 bit

Byte inisial           : 248-255

Deskripsi              : kelas E adalah ruang alamat yang di cadangkan untuk keperluan eksperimental

IP address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini de set 1111.

Selain network  ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan jaringan ialah Network Prifix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas  IP address digunakan tanda garis miring (slash) “I” yang diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam bit.

Misalnya, ketika menuliskan network  Kelas A denganalokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai: 12/8. Angka delapan menunjukkan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix.

Untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx, digunakan: 167.205/16. Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.

IP PRIVATE DAN IP PUBLIC

Berdasarkan jenisnya IP address dibedakan menjadi 2 macam yaitu IP Private dan IP Public.
IP Private adalah suatu IP address yang digunakan oleh suatu organisasi yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. Sehingga organisasi lain dari luar organisasi tersebut tidak dapat melakukan komunikasi dengan jaringan lokal tersebut. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan intranet.
Sedangkan Range IP Private adalah sebagai berikut :

Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255
Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255
Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255

IP Public adalah suatu IP address yang digunakan pada jaringan lokal oleh suatu organisasi dan organisasi lain dari luar organisasi tersebut dapat melakukan komunikasi langsung dengan jaringan lokal tersebut. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan internet.
Sedangkan range dari IP Public : range IP address yang tidak termasuk dalam IP Private.

Pengalokasian IP Address
Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.

Aturan dasar pemilihan  network ID dan host ID

Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut ialah :

Network ID tidak boleh sama dengan 127

Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan loopback. Loopback ialah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.

Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)

Seluruh bit dari network ID dan host ID tidak boleh semunya di set 1. Jika hal ini dilakukan, network ID atau host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggotanetwork tersebut.


Network ID dan host ID tidak boleh 0 (nol)

Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network ialah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukkan suatu host.


Host ID harus unik dalam satu network

Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

Contoh 1 : Pengalokasian IP Address

Asumsikan kita diberi hak mengelola 3 IP address kelas C 202.46.1.xxx, 202.46.2.xxx dan 202.46.3.xxx. Sedangkan jaringan yang kita miliki ialah sebagai berikut:

Subnetting


Setiap organisasi yang terhubung ke Internet memperoleh sebuah network ID dari internic (http://www.internic.net). Network ID ini memiliki ukuran bermacam-macam, mulai dari kelas A, B, hingga kelas C.

Network ID dengan  dengan ukuran tertentu ini jarang sekali langsung digunakan untuk membentuk satu jaringan. Biasanya sebuah organisasi memiliki lebih dari satu jaringan/LAN, yang masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal host yang disediakan oleh satu kelas IP address.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi memerlukan lebih dari satu LAN agar dapat mencakup seluruh organisasi, yaitu:

Teknologi yang berbeda: khususnya dalam sebuah lingkungan riset, yang tewrdapat beberapa LAN karena terdapat peralatan yang harus didukung oleh Ethernet, dan yang lain oleh jaringan token-ring.

Keterbatasan teknologi: sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkan pada parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari kabel. Batas ini paling sering dicapai oleh faktor panjang kabel.

Kongesti pada jarinagn : Sebuah LAN dengan 254 Host misalnya akan memiliki performasi yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN berukuran kecil, jika teknologi yang digunakan ialah ethernet. Sekian banyak host yang menggunakan satu media bersama-sama untuk berbicara satu dengan lainnya akan membuat kesempatan akses masing-masing host terhadap jaringan menjadi kecil. Selain itu dalam sebuah LAN mungkin terdapat beberapa host yang memonopoli penggunaan bandwidth. Jalan keluar yang paling umum adalah memisahkannya kedalam sebuah kelompok kecil dan menempatkannya pada kabel yang terpisah.

Hubungan point-to-point: karena jauhnya dua dua lokasi sebuah kampus, maka diperlukan teknologi LAN tertentu yang dapat mencakup “lokal area” ini. Biasanya digunakanlah hubungan point-to-point berkecepatan tinggi untuk menghubungkan beberapa LAN tersebut.

Karena alasan alasan di atas, network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi dipecah lagi menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil. Teknik ini dinamakan subnetting dan jaringannya dinamakan subnet (subnetwork)

Dari Berbagai Sumber
Hanya ini yang bisa penulis sampaikan, lebih dan kurangnya mohon di maafkan
semoga artikel diatas dapat bermanfaat bagi kita semua
salam hangat selalu .......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAHASA INDONESIA
SOFWARE
JUTAWAN
INFO KERJA ACEH
Download Empire
RC EMPIRE
TENDER PROV.
TENDER DEPAG
TENDER MAKAMAH
TENDER BANDA ACEH
TENDER ACEH UTARA
TENDER LHOKSEUMAWE

patarana{kasihankan}

Blogger Themes

Followers

Pages - Menu

ads